Perusahaan-perusahaan teknologi informatika di China kehilangan kekuatan tarik dan peristiwa pertumbuhan. Tindakan keras pemerintah pada akhir 2020 jadi salah satu penyebabnya. Imbasnya, puluhan ribu pekerja mengundurkan diri.

Tindakan keras kala itu dipicu kekhawatiran pemerintah pada perusahaan teknologi. Sebagian perusahaan dikhawatirkan dapat menyalahgunakan kekuasaan dan melemahkan persaingan sehat di pasar. Dilaporkan The South China Morning Post pada Minggu (5/5/2024), pemerintah juga berusaha mencegah ekspansi usaha yang mahjong ways 2 tak teratur di industri teknologi.

Sebelumnya, dalam laporan 9 Januari 2023, Nikkei Asia menulis tekanan Beijing pada Alibaba. Perusahaan yang dirintis Jack Ma itu dijatuhi denda besar. Sementara raksasa penyedia jasa pengiriman makanan, Meituan, dipaksa menurunkan biaya yang dikenakan ke kedai penjual makanan.

Rangkaian perbuatan keras itu dievaluasi membunuh inovasi, kreativitas, dan motivasi wirausaha. Gabungan faktor-faktor itu menciptakan China kekuatan teknologi di era sebelum pandemi.

Vice President of Alibaba Cloud Intelligence and General Manager of Enterprise Service Cloud William Xiong memaparkan teknologi kecerdasan buatan berhubungan kegiatan ramah lingkungan dalam temu media di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Kamis (28/9/2023).

Tindakan keras juga menghancurkan perusahaan, profit, dan lapangan kerja. Dulu, tiga faktor itu jadi penarik pekerja terbaik China sektor teknologi informatika.

Aneka regulasi ketat dan hambatan ekonomi membuat saham-saham perusahaan teknologi dilepaskan investor. Skor pasarnya di bursa saham Hong Kong dan Amerika Serikat terpangkas sampai 70 persen.

Memang, melewati laporan 2 Mei 2024, kantor info Xinhua menulis hal berbeda. Berdasarkan media sah China itu, menurut data Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informatika, bisnis industri dunia online China tumbuh stabil pada permulaan 2024.

Pada Januari-Maret 2024, perusahaan dunia online dan bidang berhubungan di China meraup 384 miliar yuan. Omzetnya naik 8,4 persen dibandingi periode sama pada 2023. Perusahaan penyedia aplikasi jasa wisata dan persewaan mobil mencatatkan kenaikan omzet 13,3 persen. Sementara penyedia layanan info mencatat kenaikan 5,9 persen.