Peningkatan produksi pertanian, terus diupayakan hingga hari ini oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Kecuali memastikan ketersediaan pupuk dan bibit unggul, mekanisasi pertanian juga digenjot demi mendorong keberhasilan peningkatan produksi.

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman memberikan sejumlah paket bantuan pertanian pasca banjir dan program reguler untuk Sulawesi Selatan Selatan (Sulsel). Total bantuan reguler Kementerian Pertanian untuk Sulsel Tahun 2024 senilai Rp365,32 miliar.

“Tidak ada basa basi dalam membangun negeri ini, kerja aja. Pertanian Indonesia ini hebat. Tahun 2017 telah swasembada, tahun 2019 swasembada, tahun 2020 swasembada. Berarti kita bisa,” ujar Mentan Amran, Senin (27/5).

Menurutnya, untuk bisa meningkatkan produksi komoditas pertanian tidak lagi bisa dikelola secara tradisional, seperti dengan metode membajak sawah dengan sapi.

“Untuk itu, kita sepatutnya berubah dari mekanisapi menjadi mekanisasi, kita sepatutnya meningkatkan demo spaceman pertanian modern. Wajib menggunakan alat mesin,” ujar Mentan Amran.

Bantuan alsintan prapanen Sulsel selama 2024 menempuh 4.010 unit terdiri dari 359 unit handsprayer, pompa air 3.149 unit, 411 Traktor roda 2 unit, 89 unit traktor roda empat, 2 unit traktor crawler. Kecuali itu, Mentan Amran melanjutkan, alsintan tersebut juga dialokasikan untuk klasifikasi tani di 24 kabupaten dan brigade alsintan.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ali Jamil menjelaskan, bantuan Kementan di Sulsel untuk peningkatan produksi padi dan jagung ini juga ada irigasi perpompaan, rehab jaringan irigasi tertier, AUTSK dan AUTP dengan total Rp137,377 miliar.

“Potensi Sawah tadah hujan di Sulsel terdapat 267.776 Ha dengan produksi 4,88 juta ton masih dengan IP 100 dengan provitas 5 ton/ha,” ujar Ali Jamil.

Dengan adanya bantuan 3.149 unit pompanisasi di 24 kab/kota ini karenanya diharapkan bisa meningkatkan kontribusi produksi 1.33 juta ton dengan IP 200. Menurutnya, pompanisasi menjadi salah satunya sebagai metode untuk meningkatkan indeks pertanaman, sehingga diharapkan terjadi peningkatan produksi 27.43% dari tahun sebelumnya.