Setelah sekian lama, kesudahannya Indonesia kembali kedatangan handphone yang betul-betul menggiurkan dari sub-brand Xiaomi bernama POCO M3.
Membawa tagline “The New Entry-level Killer” tentu akan membikin banyak yang penasaran dengan POCO M3, termasuk saya. Apakah memang benar POCO M3 bakal membikin handphone entry-level lainnya menjadi tidak relevan?
Setelah menerapkannya selama sebagian minggu, mari kita lihat lebih dalam apa saja yang ditawarkan oleh POCO M3.
Berbeda dari kebanyakan handphone yang beredar saat ini, terlebih pada kelas entry-level, POCO M3 memperkenalkan desain yang cukup menyegarkan dan bisa dikatakan unik. Dengan cukup sekali liat, siapa pun bakal lantas mengenal sekiranya handphone yang saya pegang merupakan POCO M3.
Pada komponen depannya memang masih membawa desain Dot Drop, tapi komponen belakang POCO M3 terlihat betul-betul berbeda sekali. Terbuat dari bahan polikarbonat dengan sentuhan tekstur guratan yang menirukan permukaan bahan kulit, komponen belakang POCO M3 dihiasi oleh sebuah kotak hitam glossy di sisi atasnya.
Di dalam kotak tersebut terdapat modul slot server thailand super gacor kamera yang terdiri tiga lensa di dalamnya dan tulisan POCO besar di sampingnya. Desain yang Xiaomi hadirkan kali ini terbilang unik dibandingkan kebanyakan dan terlihat berbangga akan label POCO. Kombinasi warna dan desain POCO M3 memang terasa berani dan trendi.
Kecuali kotak hitam perpanjangan modul kamera tersebut, POCO M3 tampil cukup polos dikarenakan sensor pindai jari disematkan pada samping kanan menyatu dengan tombol power. Sementara itu terdapat port 3.5mm audio jack dan IR Blaster pada komponen atas serta slot kartu SIM dan microSD di samping kiri.
Walaupun keseluruhan, desain yang ditawarkan oleh POCO M3 cukup menarik menurut saya. Hanya bodinya cenderung lebar ke samping, tapi masih nyaman untuk digenggam dan tidak mudah selip dari tangan. Berdialog saja, mungkin akan ada sebagian pengguna yang menduga POCO M3 merupakan handphone mainan imbas warna matte yang membalutnya.
Beralih kembali ke komponen depannya, POCO M3 tampil gaya dengan layar besar berukuran 6,53 inci yang memperkenalkan gambar dalam resolusi FHD+ 2340 x 1080 piksel pada rasio 19,5:9. Layar tersebut pun terasa terasa lega sebab memiliki rasio layar-ke-bodi menempuh 90,34% sehingga akan lebih leluasa saat menikmati konten hiburan.
Layar POCO M3 juga telah dilengkapi sertifikasi rendah sinar biru dan TUV Rheinland dan Widevine L1 untuk memberikan kenyamanan semaksimal mungkin. Layar tersebut pun punya tingkat kecerahan yang cukup baik dan masih bisa diamati dengan cukup terang saat diterapkan di bawah terik sinar matahari.
Warna yang ditampilkan juga cukup cerah dengan detil mencukupi untuk penggunaan sehari-hari meskipun memang belum bisa menandingi panel AMOLED. Memandu pasti, mengonsumsi konten hiburan seperti nonton YouTube terasa nyaman memakai POCO M3.
Apalagi Xiaomi juga menyematkan speaker ganda dengan dukungan Hi-Res Audio untuk memberikan pengalaman suara yang lebih baik. Memutar musik dari Spotify dengan tingkat volume optimal masih terdengar cukup baik tanpa adanya suara pecah.
Soal handphone dari POCO, tentu daya kerja menjadi salah satu segmen yang selalu menarik perhatian sebab POCO pada awalnya memang tenar akan spesifikasi tinggi yang dibawanya dengan harga relatif tetap relatif murah.
Xiaomi pun membenamkan Qualcomm Snapdragon 662 yang diproduksi memakai fabrikasi 11nm. Chipset tersebut memiliki delapan inti CPU dengan kecepatan optimal sampai 2.0 GHz dan GPU Adreno 610 untuk mengolah semua kesibukan yang dijalankan.
chipset tersebut terdapat RAM 6GB LPDDR4X dan penyimpanan internal UFS 2.2 berkapasitas 128GB untuk memenuhi kebutuhan ingatan aplikasi masa kini yang kian terus membesar. Spesifikasi yang ditawarkan oleh POCO M3 terlihat cukup menggiurkan untuk di kelasnya.